loading

Selasa, 09 Februari 2010

Cinta ALLAH

“Belum sempurna iman seseorang itu hingga ia Mencintai Alloh dan Rasulnya lebih daripada yang lain”.
Apabila malaikat maut datang hendak mengambil nyawa Nabi Ibrahim,
Nabi Ibrahim berkata,
“Pernahkah engkau melihat sahabat mengambil nyawa sahabat?”
Alloh berfirman,
“Pernahkah engkau melihat sahabat tidak mau melihat sahabatnya?”
Kemudian Nabi Ibrahim berkata, “Wahai Izrail! Ambillah nyawaku!”
Doa ini diajar oleh Nabi kepada sahabatnya;
“Ya Alloh, kurniakanlah kepada ku Cinta terhadap Mu dan Cinta kepada mereka yang Mencintai mu, dan apa saja yang membawa aku hampir kepada CintaMu, dan jadikanlah CintaMu itu lebih berharga kepadaku dari air sejuk kepada orang yang dahaga.”
Hasan Basri berkata;
“Orang yang kenal Alloh akan Mencintai Alloh, dan orang yang mengenal dunia akan benci kepada dunia itu”.
Alloh berfirman kepada Nabi Daud,
“Hamba yang paling aku Cintai ialah mereka yang mencari Aku bukan karena takut hukumKu atau hendakkan KurniaanKu, tetapi adalah semata-mata karena Aku ini Tuhan.”
Dalam kitab Zabur ada tertulis,
“Siapakah yang lebih melanggar batas daripada orang yang menyembahKu karena takutkan Neraka atau berkehendakkan Syurga? Jika tidak aku jadikan Surga dan Neraka itu tidakkah Aku ini patut disembah?”
Sebab yang keempat berhubungan dengan cinta ini ialah karena keterikat yang erat antara manusia dan Tuhannya, yang maksudkan oleh Nabi dalam sabdanya :
“Sesungguhnya Alloh jadikan manusia menurut bayanganNya”
Selanjutnya Alloh berfirman;
“HambaKu mencari kehampiran denganKu, supaya Aku jadikan dia kawanKu, dan bila Aku jadikan ia kawanku, jadilah Aku telinganya, matanya dan lidahnya”.
Alloh berfirman juga kepada Nabi Musa;
“Aku sakit, engkau tidak mengungjungiKu.” Nabi Musa menjawab, “Aahai Tuhan, Engkau itu Tuhan langit dan bumi, bagaimana engkau boleh sakit?” Alloh menjawab, “Seorang hambaKu sakit, kalau engkau mengunjungi dia, maka engkau mengunjungi Aku.”

Dan kataku pula (suluk), untuk mendapat dan menjejaki maksud sabda Nabi yang penuh dan melimpah dengan lautan hikmah zhohir dan batin ini, perlulah diambil pengajaran dari kalangan ulama yang muqarrabin yang arifbiLlah dari kalangan Aulia Alloh yang apabila berbicara, hanya akan mengungkapkan sesuatu yang didatangi dari Alam Tinggi, bukan beralaskan sesuatu kepentingan atau pengaruh hawa nafsunya. Ilmu mereka adalah pencampakkan Ilham dari Alloh Taala yang didapati terus dari Alloh sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Imam Ghazali dalam karyanya Al-Risalutul lil Duniyyah sebagaimana berikut;
Ilham adalah kesan Wahyu. Wahyu adalah penerangan Urusan Ghoibi manakala Ilham ialah pemaparannya. Ilmu yang didapati menerusi Ilham dinamakan Ilmu Laduni.
Ilmu Laduni ialah ilmu yang tidak ada perantaraan dalam mendapatkannya di antara jiwa dan Alloh Taala. Ia adalah seperti cahaya yang datang dari lampu Qhaib jatuh ke atas Qalbu yang bersih, kosong lagi halus (Lathif).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar